Magelangnews.com – Sebuah film yang mendokumentasikan salah satu kiprah perjalanan Proletar yang merupakan salah satu bagian dari musik keras dengan diberi judul Grind For Better Life.
Film dokumenter ini memaparkan kisah tentang perjalanan band pengusung crusty grindcore kawakan bernama Proletar. Film yang berdurasi 129 menit ini akan resmi diluncurkan pada 30 September 2020 mendatang.
Film Grind For Better Life ini juga akan melakukan Movie Screening Tour ke beberapa kota di Indonesia, bahkan hingga mancanegara. Dan tentu saja, film ini juga akan dirilis dalam format DVD setelah jadwal rangkaian Movie Screening Tour selesai.
Disutradarai oleh Diansyah Rizky, film ini selain berisi sejarah awal terbentuknya Proletar dari tahun 1999 dan kronologi sepak terjangnya sampai saat ini, di dalamnya juga memberikan penjelasan kepada audiens tentang alasan di balik pilihan Proletar untuk bergerilya menjalani etos kerja Do-It-Yourself dalam mempublikasikan karya-karyanya, dan berjejaring dengan scene lintas genre baik dalam negeri maupun mancanegara. Serta cerita tentang serangkaian badai yang menghantam ketika mereka harus menghadapi fase pergantian personil.
Beragam testimoni dari para musisi underground juga bisa lo saksikan di dalam film dokumenter yang merupakan hasil kerjasama dengan rumah produksi Area41 Workshop ini.
Tentang Proletar
Terbentuk di Setiabudi, Jakarta Selatan pada 1999 silam, Proletar sampai saat ini masih tetap bertahan solid untuk menyebarkan virus crusty grindcore-nya. Proletar lahir dan tumbuh dengan semangat berkomunikasi melalui jaringan sosial dalam menyebarkan setiap karya-karyanya.
Dari awal terbentuk, Proletar beberapa kali mengalami pergantian formasi hingga sampai pada titik di mana ini bisa jadi merupakan salah satu formasi terbaik dengan bergabungnya vokalis growl/scream Nino Aspiranta (Trauma/Absolute Defiance) yang bergabung sejak 2014 melengkapi kekuatan formasinya bersama Ipuletar (gitar) dan Levoy (dram/vokal latar). (Azh)