Magelangnews.com – Grabag , Dalam sejarahnya, stasiun ini dibangun bersama dengan pembangunan jalur kereta api Secang–Ambarawa.
Jalur ini merupakan jalur kereta api pegunungan, menggunakan rel gigi, menghubungkan kawasan strategis militer Hindia Belanda di Kota Magelang dengan Benteng Willem I di Ambarawa.
Hal ini bertujuan untuk mempermudah mobilitas tentara KNIL di kawasan tersebut. Pada tanggal 1 Februari 1905, jalur segmen ini telah selesai dibangun.
Sebelum tahun 1970, stasiun ini masih ramai melayani calon penumpang. Namun, pada tahun 1970, para calon penumpang di stasiun ini menurun drastis karena kereta api saat itu berjalan sangat pelan dan sering menimbulkan kecelakaan karena rel kereta berada di pinggir jalan raya.
Maka dari itu para penumpang lebih memilih menggunakan moda transportasi lain seperti bus, mobil pribadi, dll. Pada tahun 1976, stasiun ini ditutup.
Bekas stasiun ini masih ada, tapi kondisinya sudah sangat parah, rusak dan atapnya sudah hilang. Begitu juga bagunan di sekitarnya yang digunakan sebagai rumah dinas kepala stasiun.
Konstruksi dan bentuk dari stasiun ini mirip dengan Stasiun Jambu.
Saat ini belum ada sentuhan apapun untuk stasiun ini akan tetapi Pemerintah Desa Kartoharjo sedang mengembangkan potensi wisata alam Dusun Candi Umbul kemudian akan dikoneksikan dengan Stasiun ini.
“Kami akan berusaha memanfaatkan Stasiun ini tentunya dengan ijin pihak yg berwenang,salah satunya sebagai daya tarik wisata sejarah dan juga edukasi” terang Agus Suyono sebagai Kepala Desa Kartoharjo.