Magelang News – Festival Lima Gunung ke-24 yang digelar oleh Suran Padepokan Seni Tjipta Boedaja #90 resmi diselenggarakan mulai Rabu, 9 Juli hingga Minggu, 13 Juli 2025 di kawasan Sumber, Dukun, Kabupaten Magelang. Mengusung tema Andhudhah Kawruh Sinengker, festival tahunan ini kembali menjadi ajang pertemuan para seniman dan masyarakat pegiat budaya dari berbagai penjuru Nusantara dan mancanegara.
Kegiatan dimulai pada Rabu (9/7) malam dengan ritual Uyon-Uyon Candi, dilanjutkan pada Kamis (10/7) dengan serangkaian acara sakral seperti pembacaan Yasin, kenduri, pasang sesaji, tirakatan, hingga Wayang Sakral di Lumbung Tugu Mas.
Memasuki hari Jumat (11/7), festival semakin semarak dengan kirab jathilan dan pertunjukan seni dari puluhan kelompok dan komunitas. Puncaknya pada malam hari diwarnai dengan penampilan seniman lokal dan internasional seperti Satsuki Kojima (Jepang) dan Walter Sebastian Viltes Sanchez (Argentina).
Sabtu (12/7) menjadi hari paling padat, di mana 30 lebih penampil mulai dari anak-anak hingga seniman profesional ambil bagian. Di antaranya Sanggar Raras Pratiwi, Goebok Creative dari Riau, hingga KyaiKanjeng dari Yogyakarta. Tampil pula seniman muda Adeeva Absen Myhsafiroos dan Iing Sayuti dari Indramayu dalam sesi malam puncak bertajuk “Pertunjukan Khusus di Tutup Ngisor”.
Pada Minggu (13/7), festival ditutup dengan penampilan spektakuler dari berbagai sanggar seperti Subhasita, Sobokartti, Wono Seni, serta penampilan musik dari Wall of Jericho Band (Yogyakarta) dan Artha Biola (Sumber Dukun). Yang paling ditunggu, Sadhar Budoyo dengan garapan Jaranan Senterewe x Celeng tampil sebagai penutup utama di malam terakhir.
Festival Lima Gunung tak hanya menjadi perayaan seni pertunjukan, namun juga sebuah ruang spiritual, sosial, dan kultural yang menjembatani kearifan lokal dengan dinamika global. Tahun ini, lebih dari 100 komunitas turut berpartisipasi, menjadikan Festival Lima Gunung sebagai salah satu ajang kebudayaan paling konsisten dan merakyat di Indonesia.
