Magelangnews.com – Tradisi Selikuran Di Makam Sunan Geseng, Tradisi ini sudah berlangsung sejak dulu dan terus dijaga kelestariannya.
Namun dimasa pandemi sekarang pelaksanaan tradisi ini dilaksanakan dengan pembatasan.
Termasuk juga pembatasan jumlah pedagang yg biasanya dipenuhi pedagang tiban di tahun ini hanya diisi oleh pedagang lokal Desa Tirto.
Setelah sempat turun hujan setelah magrib para peziarah berangsur angsur mendatangi masjid yang terletak disekitaran komplek makam.
Siapa Sunan Geseng?
Beliau adalah murid kesayangan Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Walisanga, penyebar agama Islam di tanah Jawa. Lahir di Bagelen, Purworejo, pada Abad 15 dengan nama asli Cokrojoyo, yang bekerja sebagai penyadap nira, bahan baku untuk membuat gula merah.
Sunan yang berkulit gosong (geseng, hitam karena terbakar) dikenal santun dalam berdakwah. Yaitu, melalui pendekatan budaya masyarakat Jawa. Seperti halnya Sunan Kalijaga, yang berdakwah memakai media wayang kulit.
Dengan selamatan maksudnya untuk sedekah dan bersyukur kehadirat Allah. Sunan Geseng juga aktif berkontribusi dalam pendirian Masjid Agung Demak. Dia dilibatkan untuk mengurus logistik, dalam kepanitiaan pembangunan masjid itu.