Tak Pupus Lara, Inilah Kehidupan Muslim Uighur di Turki

  • Whatsapp

Setelah episode “Ada Uighur dalam Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT)”, Magelangnews.com kembali menghadirkan sajian wawancara ekslusif dengan nara sumber Firdaus Guritno dari Global Humanity Response (GHR) ACT di Turki, wawancara ini sekaligus adalah antitesis tentang citra Muslim Uighur di Turki.

Firdaus Guritno bersama anak-anak Uighur di Turki

Bang Firdaus, senang sekali Anda mau menerima kami untuk wawancara. Setelah informasi dikaitkannya sejumlah Muslim Uighur dalam jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Pimpinan Santoso di Poso dan dugaan upaya “pemaksaan” otoritas China memulangkan 3 tahanan Uighur yang sudah selelesai menjalani hukuman di Indonesia, citra Muslim Uighur sebagai korban genosida di Xinjiang bercampur dengan citra Muslim Uighur sebagai teroris, bagaiamana Anda menggambarkan Muslim Uighur secara umum?

Bacaan Lainnya

Kita dari Aksi Cepat Tanggap menyatakan bahwa itu bukan concern dari ACT, karena ACT bergerak di kemanusiaan dan selama ini penerima manfaat dari program untuk Muslim Uighur oleh ACT juga lebih menyasar kepada anak-anak yatim dan keluarga yang membutuhkan di Uzbekistan, Mesir dan juga Turki. Jadi kita tidak memiliki concern untuk pemaksaan otoritas China pemulangan 3 tahanan Uighur yang selesai menjalani hukuman di Indonesia.

Kenapa Muslim Uighur Xinjiang memilih Turki sebagai tempat untuk mendapatkan perlindungan? Adakah negara Muslim lainnya yang bersedia menerima mereka?

Sebetulnya hal itu berbasis kepada sejarah, dimana bangsa Turki sendiri sebelum berpindah ke wilayah Anatolia yang kita kenal sekarang dengan wilayah Turki, bangsa Turki merupakan suku yang berada di Asia Tengah, tepatnya di wilayah seperti Xinjiang, Uzbekistan, Kazakhstan dan lain sebagainya yang merupakan tanah rumpun dari suku Turki itu sendiri, sehingga mereka memiliki silsilah suku Turki. Itulah kenapa Muslim Uighur Xinjiang lebih memilih Turki sebagai tempat untuk mendapatkan perlindungan.

Saat ini sudah berapa banyak Muslim Uighur yang berhasil ditampung di Turki dan tersebar di daerah mana saja mereka?

Sebetulnya saat ini sudah lebih dari 125.000 masyarakat Uighur yang ada di Turki dan mereka tersebar di belasan provinsi baik itu di Istanbul, Ankara yang merupakan kota besar dan juga ada di kota seperti Kayseri, Kastamonu dan kota-kota lainnya.

 

Bagaimana mereka terus bisa survive? Apakah saat ini mereka juga bisa bekerja dengan pendapatan yang layak ?

Seperti kebanyakan pencari suaka secara umum, sayang sekali hingga sampai saat ini sebagian dari masyarakat Uighur yang ada di Turki masih bermasalah dengan izin tinggal tetap mereka, sehingga mereka sebagian hanya memiliki izin tinggal sementara atau masih dalam masa pengurusan izin tinggal dan juga sebagian dari mereka tidak memiliki izin untuk bekerja, sehingga mereka tidak bisa untuk bisa bekerja di perusahaan atau di tempat-tempat yang layak dengan pendapatan yang layak pula. Untuk mempertahankan hidup, sebagian dari mereka banyak berdikari atau berusaha untuk berdiri sendiri, seperti membuka restaurant, membuka toko-toko dan lain sebagainya.

Bagaimana mereka bisa menempuh pendidikan dengan baik?

Sayang sekali sampai saat ini sebagian dari anak-anak Uighur masih bermasalah dalam proses pengurusan izin tinggal, sehingga sebagian dari mereka tidak bisa menempuh pendidikan secara formal sebagai status murid resmi. Namun, pemerintah Turki juga membuka kesempatan, sekolah-sekolah Turki membuka kesempatan untuk mereka menjadi siswa tamu untuk mereka yang sebagian dari mereka tidak memiliki atau masih belum memiliki izin tinggal, karena masih dalam masa proses.

Yang menarik adalah sebagian lembaga-lembaga Uighur yang ada di Turki juga menyediakan pendidikan non-formal untuk bisa menambah kemampuan anak-anak Uighur yang ada di Turki, baik itu dalam hal pendidikan umum seperti pendidikan Bahasa Turki, Bahasa Inggris, Matematika dan lain sebagainya, meskipun hanya menjadi siswa tamu di sekolah-sekolah formal, namun mereka tetap memiliki kesempatan mengejar pendidikan mereka dengan sekolah-sekolah non-formal atau kursus-kursus, madrasah-madrasah yang diselenggarakan oleh lembaga-lembaga Uighur yang ada di Turki juga.

Sebesar apa peran NGO Internasional maupun NGO lokal dalam membantu mereka?

Sampai saat ini terdapat belasan ribu anak yatim dan juga keluarga yang membutuhkan untuk diaspora Uighur yang berada di Turki, dimana mereka sendiri juga banyak bersandar kepada bantuan dari diaspora Uighur yang ada diseluruh dunia maupun juga bantuan-bantuan dari NGO lokal yang ada di Turki, baik itu NGO yang berbasis Uighur maupun NGO Turki yang memberikan bantuan kepada masyarakat Uighur di Turki, begitupun juga dari beberapa NGO luar seperti Malaysia dan juga termasuk Aksi Cepat Tanggap dari Indonesia yang tetap menekankan perannya selama berapa tahun ke belakang untuk diaspora Uighur yang ada di Turki.

Turki menjadi contoh bagi negara Muslim lainnya, bagaimana menurut Anda kebijakan Pemerintah Turki dalam melindungi Muslim Uighur?

Tidak hanya tentang kebijakan pemerintah Turki dalam melindungi Muslim Uighur tapi juga kebijakan pemerintah Turki dalam melindungi pengungsi atau pencari suaka dari negara lain yang menuju ke negara Turki, karena Turki saat ini adalah merupakan negara penerima pengungsi terbanyak diseluruh dunia, dimana lebih dari 3,5 juta pengungsi Suriah yang ada di Turki, lebih dari 125 ribu pengungsi dari Muslim Uighur yang ada di Turki dan juga Diaspora-Diaspora dari negara-negara lainnya seperti Palestina, Yaman dan lain sebagainya.

Salah satu kebijakan pemerintah Turki adalah memberikan kesempatan untuk mereka pencari suaka untuk bisa memproses izin tinggal mereka, baik itu ada yang diantara mereka bisa memproses izin tinggal tetap ada juga yang berupa izin tinggal sementara yang meskipun prosesnya tidak semuannya mudah tapi kesempatan itulah yang mungkin bisa menjadikan Turki sebagai tujuan dari pengungsi-pengungsi yang ada di beberapa negara untuk bisa bermukim atau tinggal di Turki dibandingkan harus pergi ke negara lainnya, meskipun banyak juga pengungsi-pengungsi dari Uighur maupun Suriah yang juga memilih untuk bisa masuk ke wilayah Eropa seperti negara Jerman dan lain sebagainya.

Apakah mereka juga mendapatkan izin tinggal jangka panjang (pengakuan kewarganegaraan) dari Pemerintah Turki? Berapa prosentasenya?

Untuk pertanyaan tersebut kita dapat membagi menjadi tiga fase, yaitu gelombang eksodus ataupun perpindahan masyarakat Uighur ke Turki pada tahun 70-an, gelombang perpindahan masyarakat Uighur ke Turki hingga 2009 dan gelombang perpindahan masyarakat Uighur ke Turki sejak 2009 hingga sekarang.

Mungkin masyarakat Uighur terakhir yang berhasil masuk ke Turki adalah sekitar tahun 2016-2017, dengan kondisi tahun masuk ke Turki yang berbeda-beda, berbeda pula kebijakan pemerintah Turki untuk memberikan izin tinggal kepada mereka, dimana bagi mereka yang telah sejak 70-an berada di Turki rata-rata dari mereka sudah berkewarganegaraan Turki dan dari mereka yang masuk hingga tahun 2009 mereka kebanyakan juga sudah berkewarganegaraan Turki ataupun juga mendapatkan izin tinggal atau Ikamet dalam bentuk jangka yang sangat panjang atau dengan sangat mudah, namun bagi mereka yang datang atau tiba ke Turki diatas 2009 hanya sedikit atau sebagian kecil dari mereka yang bisa mengurus untuk izin tinggal jangka panjang dan sebagian besar dari mereka masih hanya memiliki izin tinggal jangka pendek ataupun juga izin sebagai tinggal sementara ataupun masih dalam proses perijinan yang ada di otoritas pemerintah Turki.

Izin tinggal jangka pendek yang harus di perbaharui setiap tahunnya, izin juga kebanyakan digunakan oleh masyarakat asing yang berada tinggal di Turki, salah satunya adalah juga masyarakat Indonesia dengan aturan yang sama yaitu memproses ke imigrasian Turki untuk mendapatkan izin tinggal jangka pendek masa satu tahun ataupun enam bulan dan juga melakukan perpanjangan sekitar satu tahun sekali ataupun enam bulan sekali.

Apakah mereka juga ada yang dianggap ilegal oleh Pemerintah Turki?

Sebetulnya ini adalah pertanyaan yang berkaitan dengan aturan, dimana setiap warga negara asing yang tinggal di Turki tanpa memiliki izin tinggal yang tentunya dianggap ilegal oleh pemerintah dan itu tidak berlaku untuk masyarakat Uighur saja tetapi untuk masyarakat Suriah maupun masyarakat asing yang berada di Turki yang tidak memiliki izin tinggal, baik itu izin tinggal sementara, izin tinggal jangka pendek ataupun izin tinggal jangka panjang.

Untuk masyarakat Uighur sendiri apakah mereka ada yang dianggap ilegal, tentunya sebagian dari mereka karena masih dalam bentuk proses pengurusan karena mereka tidak memiliki berkas-berkas penunjang yang memadai untuk bisa mengurus izin tinggal, sehingga mereka lebih lama dalam pengurusan izin tinggal dan tidak memiliki izin tinggal jangka pendek hingga saat ini yang tentunya itu bisa kita anggap sebagai ilegal tapi mereka masih dalam bentuk kooperatif dengan pemerintah Turki mendaftarkan diri dan menunggu hasil dari pendaftaran diri mereka untuk izin tinggal jangka pendek ataupun jangka panjang ke Pemerintah Turki.

Bagaimana langkah ke depan ACT dalam membantu dan meningkatkan taraf  kehidupan Muslim Uighur? 

Tentunya senada dengan kondisi yang saya gambarkan di jawaban sebelumnya, memang kita tahu betul bahwa titik balik suatu kehidupan adalah satu generasi ke generasi lainnya, tidak lain tidak bukan adalah dari segi pendidikan, meskipun begitu kita juga akan tetap fokus terhadap kebutuhan dasar seperti pangan dan juga bantuan-bantuan musim dingin untuk hitter dan bahan pemanas mereka.

Kita juga berfokus untuk men-support madrasah-madrasah untuk bisa terus memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak pengungsi Uighur yang ada di Turki dan juga negara-negara lainnya, kita juga memastikan tidak hanya untuk jangka pendek seperti satu tahun dua tahun saja, tapi bisa men-support untuk pendidikan anak-anak Uighur, hingga mereka mampu menempuh pendidikan yang lebih tinggi lagi seperti SMA, perkuliahan dan lain sebagainya.

Bantuan dari Aksi Cepat Tanggap sendiri kita skemakan, tidak hanya membantu anak-anak Uighur dari tingkat dasar saja maupun menengah, tetapi hingga tingkat pendidikan atas SMA atapun juga mahasiswa yang baru masuk ke perkuliahan dan tentunya support pendidikan ini, baik itu dalam membantu beasiswa langsung kepada murid ataupun anak-anak Uighur tadi, ataupun juga men-support madrasah-madrasah yang selama ini memberikan pendidikan kepada masyarakat Uighur atau anak-anak Uighur. Hal ini sangat penting untuk bisa meningkatkan taraf hidup mereka sebagai generasi penerus dari  Muslim Uighur itu sendiri dan tentunya inilah harapan kita bahwa masyarakat Uighur dengan spiritnya yang sangat luar biasa dapat menjadi kaum pendidikan dan intelek yang nantinya bisa menjadi tonggak untuk bangsa mereka (*)

Pos terkait