Literasi Digital : Upaya Tim KKN Untidar untuk Meningkatkan Keamanan Siber Masyarakat Menoreh

  • Whatsapp
Tim KKN Untidar Menyelenggarakan Penyuluhan Literasi Digital Mengenai Keamanan Data Pribadi di Era Digitalisasi untuk Masyarakat Desa Menoreh pada Senin,15 Juli 2024

Magelang – Pada hari Senin (15/07/2024), kelompok 2 KKN Desa Menoreh melaksanakan program penyuluhan literasi digital mengenai keamanan data pribadi di era seperti sekarang ini. Sebanyak 21 orang anggota PKK Dusun Bhumi Menoreh yang berlokasi di rumah ibu Saksono hadir dalam acara tersebut.

Menurut Lisa Dwi Ariyani sebagai salah satu pembicara , era digitalisasi memengaruhi gaya serta pola hidup masyarakat. Informasi menjadi semakin mudah menyebar di khalayak umum.Sudah banyak orang yang memakai media sosial sebagai sarana berinteraksi antar sesama maupun kebutuhan yang lainnya.

Di sisi lain, Trissa Alamyda sebagai pembicara yang lain, mengungkapkan bahwa kejahatan digital juga semakin marak terjadi. Tingkat kejahatan digital di Indonesia telah mengalami peningkatan seiring dengan pertumbuhan penggunaan teknologi dan internet. Menurut survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, kebocoran data pribadi tahun 2023 mencapai 20,8%. Persentase ini meningkat 8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Beberapa bentuk kejahatan digital yang berkaitan dengan keamanan data pribadi adalah phising ,malware, dan ransomware. Phishing adalah bentuk penipuan siber yang bertujuan untuk mencuri informasi sensitif seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau data pribadi lainnya dengan menyamar sebagai entitas tepercaya dalam komunikasi elektronik. Phishing sebagai “social engineering attack” atau serangan rekayasa sosial, di mana penyerang memanipulasi pengguna untuk memberikan informasi rahasia (Schneier,2015).

Selain itu, ada bentuk kejahatan digital berupa malware. Malware (malicious software) berbentuk perangkat lunak yang dirancang guna merusak, mengganggu, atau mendapatkan akses tidak sah ke sistem komputer. Dr. Eric Cole (CEO Secure Anchor Consulting) menyatakan bahwa dampak malware bisa sangat luas, mulai dari kehilangan data pribadi hingga kerugian finansial besar bagi perusahaan.

Di sisi lain, terdapat serangan ransomware yang mampu mengenkripsi data korban, sehingga data tersebut tidak dapat diakses. Penyerang kemudian menuntut tebusan (ransom) dari korban untuk mendapatkan kunci dekripsi. Tentunya,ketiga bentuk kejahatan digital tersebut sangat berbahaya dan dapat merugikan bagi masyarakat luas.

Kejahatan digital berpotensi menyerang berbagai lapisan masyarakat luas. Beberapa pihak yang rawan terhadap serangan ini adalah para orang tua.

‘’Orang-orang tua merupakan khalayak yang termasuk rentan terhadap kejahatan digital. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dalam mengolah informasi , kurangnya pemahaman terhadap teknologi terbaru,serta kecenderungan untuk mudah lebih percaya pada informasi yang mereka terima.Mereka juga seringkali abai dengan keamanan data-data pribadi miliknya selama bermedia sosial ’’, ujar Lisa.

Oleh karena itu, perlu digencarkan aksi penyuluhan mengenai pentingnya meningkatkan literasi digital dalam menjaga privasi seseorang.

Pos terkait