Rayakan HUT ke-6, Turonggo Marsudi Budoyo Gelar Pentas Seni Jathilan

  • Whatsapp

⚠ Artikel ini adalah artikel berita warganet. Konten ini menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi.

Mranggen, Kabupaten Magelang – Kesenian jathilan menjadi salah satu kekayaan yang dimiliki oleh Desa Mranggen, tepatnya di Dusun Salamsari. Turonggo Marsudi Budoyo menjadi tempat berkumpul bagi masyarakat Dusun Salamsari untuk melestarikan kesenian jathilan dan reog ponorogo. Anggota dengan jumlah kurang lebih 100 orang yang tergabung dalam Turonggo Marsudi Budoyo ini aktif melestarikan kesenian di Desa Mranggen.

Perayaan ulang tahun Turonggo Marsudi Budoyo pada 6 Agustus 2023 diadakan secara gratis untuk seluruh masyarakat dari berbagai golongan usia. Kesenian jathilan yang dilaksanakan di Dusun Salamsari ini dihadiri baik dari usia tua hingga muda. Penampilan kesenian diadakan untuk merayakan hari ulang tahun Turonggo Marsudi Budoyo yang ke-6 tahun. Pentas seni jathilan disambut hangat oleh Bapak Khaziz Fuadi selaku Kepala Desa di Desa Mranggen dan ikut dihadiri oleh mahasiswa KKN STMM yang merupakan Sekolah Tinggi dibawah Kementerian Komunikasi dan Informasi (KOMINFO).

Bacaan Lainnya

“Saya selaku jajaran pemerintah Desa Mranggen ikut bahagia dan bangga dengan Turonggo Marsudi Budoyo yang terus melestarikan kesenian jathilan”, ucapan selamat ulang tahun dihaturkan oleh Bapak Khaziz Fuadi dalam sambutannya membuka pentas seni jathilan. 

Turonggo Marsudi Budoyo telah tampil kurang lebih sebanyak 50 kali dalam kurun waktu 6 tahun. Pada masa covid-19, Turonggo Marsudi Budoyo dipaksa untuk vakum dan harus menolak banyak undangan untuk tampil. Kini, Turonggo Marsudi Budoyo perlahan mulai bangkit kembali mengepakkan sayapnya dalam melestarikan kesenian Jathilan.

Turonggo Marsudi Budoyo menampilkan kesenian klasik dengan alur cerita didalamnya. Pada perayaan ulang tahun yang ke-6 ini, Turonggo Marsudi Budoyo mengadakan pentas seni jathilan dengan mengangkat cerita Anoman Obong. Seluruh anggota berperan dalam kesenian jathilan dan memberikan penampilan terbaiknya. Terdapat 3 tarian yang dilakukan untuk merayakan ulang tahun yaitu Jathilan Gedruk, Jathilan Klasik dan Jathilan Putri.

Pentas seni dibuka oleh 8 orang pemuda Dusun Salamsari yang menampilkan Jathilan Gedruk dengan waktu kurang lebih 45 menit. Jathilan Gedruk atau gedruk buto menggunakan aksesori topeng. Gerakan yang bersemangat dan serasi membuat takjub para penonton.

Pentas Jathilan Klasik menjadi penampilan kedua dengan alur kisah anoman obong. Tarian dibuka oleh 2 orang, kemudian muncul tokoh anoman, buto, jaranan dan juga gatotkaca. Pentas ini memakan waktu kurang lebih 2 jam untuk menceritakan mengenai peperangan.

Pentas jathilan ditutup dengan jathilan putri dari 9 pemudi Dusun Salamsari. Penari menari seirama mengikuti alunan gamelan. Seluruh acara dapat berjalan dengan lancar dan mendapatkan antusias dari seluruh penonton yang hadir.

“Jathilan kami mengikuti bagaimana perkembangan jaman, namun tetap mempertahankan kesan klasik yang ada pada kesenian jathilan. Dengan itu, jathilan diharapkan tetap eksis meskipun jaman terus berubah dan berkembang,” tungkas Joko Landung.

Pos terkait