Magelang – Di tengah gelombang diskriminasi dan stigma, film “Planet of Love” hadir sebagai secercah harapan bagi anak-anak penyintas HIV/AIDS. Karya ini tidak hanya sekadar film dokumenter, melainkan sebuah panggilan untuk tindakan kolektif, mendorong masyarakat agar bersatu dalam memperjuangkan hak dan masa depan yang lebih baik bagi mereka yang sering kali terpinggirkan. Ika Wulandari, Sutradara dan Produser film ini menayangkan trailer film sekaligus meminta dukungan. “Mari kita dukung inisiatif nyata agar anak-anak penyintas HIV/AIDS memiliki masa kecil yang cerah, penuh kebahagiaan, dan tanpa batas,” serunya pada Rabu, 23 April 2025, dalam acara Festival Jurnalistik #1, yang dirayakan dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) 2025 di Artos Mall.
Dalam pesan yang menggugah semangat tersebut, Wulandari menekankan pentingnya tindakan kolektif. “Ingatlah, masa depan yang lebih baik dimulai dari langkah kecil. Setiap tindakan kita dapat mengubah takdir. Jadilah suara bagi yang tak bersuara, dan mari kita berjuang bersama demi masa depan yang penuh kasih,” jelasnya. Ini adalah panggilan mendesak untuk semua lapisan masyarakat agar tidak hanya menjadi penonton dalam perjalanan anak-anak penyintas HIV, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan perubahan positif.
Dalam langit harapan yang digambarkan oleh film “Planet of Love,” pesan cukup jelas: jangan biarkan kisah ini berhenti di sini. Putri Rakhmadhani, Produser Impact film tersebut, mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama membangun “Jembatan Kasih” melalui inisiatif Network of Love.
Film dokumenter yang sangat menyentuh hati ini sedang berjuang menarik perhatian internasional dengan diikutsertakannya dalam berbagai festival film. Keikutsertaan dalam festival-festival ini, harapannya tidak hanya menjadi pengakuan atas kualitas karya, tetapi juga sebagai platform untuk menyebarluaskan pesan penting tentang keberadaan dan hak anak-anak penyintas HIV.
Putri juga menyerukan, “Film ini bukan hanya sebuah cerita. Ini adalah panggilan untuk kita semua bertindak, menghadapi stigma dan diskriminasi yang mengakar.” Melalui film ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami kondisi yang dihadapi anak-anak penyintas HIV, serta berkomitmen untuk memastikan mereka mendapatkan hak dan kesempatan yang setara dalam pendidikan dan kehidupan sehari-hari.
Kolaborasi antara tim film, komunitas, dan lembaga pendidikan seperti Yayasan Lentera Surakarta serta ASEAN Studies Center Universitas Gadjah Mada menjadi bagian penting dari solusi yang dicari. Film ini menawarkan bukan hanya tontonan, tetapi juga sebuah gerakan untuk menyebarkan cinta dan harapan bagi mereka yang paling rentan.
Dengan tema “Pers Membangun Masa Depan Magelang Kota”, festival ini tidak hanya merayakan karya jurnalistik tetapi juga mengajak setiap individu untuk berpartisipasi dalam menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan penuh kasih. “Mari bersama terus menyebarkan cinta dan harapan,” ajak Putri, menegaskan bahwa setiap langkah kecil yang kita ambil hari ini bisa membawa dampak besar di masa depan bagi anak-anak yang membutuhkan.