Magelangnews.com – Amerika Serikat, Kamis (5/11/2020) lalu resmi mencabut Gerakan Islam Turkistan Timur atau East Turkestan Islamic Movement (ETIM) dari daftar organisasi teroris. ETIM sendiri oleh Washington dicatat sebagai organisasi teroris sejak tahun 2003.
Langkah AS ini tentu direaksi keras oleh Tiongkok, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam konferensi pers yang dilansir CGTN, Jumat (6/11/2020) menentang keputusan penghapusan ETIM dari daftar teroris karena berafilisasi dengan al-Qaeda.
Sementara itu, Pembina LPPDI Thoriquna Haris Amir Falah saat diwawancarai Magelangnews.com menyambut baik keputusan AS tersebut. Menurut Haris, adalah tindakan terburu-buru jika menganggap ETIM sebagai organisasi teroris.
Haris mencontohkan, Organisasi Papua Merdeka (OPM) saja belum dikategorikan sebagai organisasi teroris, masih dianggap sebagai organisasi separatis, meskipun mereka merupakan pasukan bersenjata.
“Lepas dari soal kebijakan AS saat ini, tren ke depan kalau Joe Biden resmi menjabat Presiden AS, saya yakin akan banyak perubahan terkait dengan sikap kelompok Islam dalam melihat Amerika,” uangkapnya.
Haris menambahkan, pemberantasan kelompok teroris sebaiknya dilakukan dengan cara persuasif dan tidak dengan cara ekstrim. Cara-cara keras tidak akan meredam aksi terorisme, justru akan menyuburkannya.
Seperti kasus Uyghur, kelompok Islam yang berada di Xinjiang ini ingin membela diri, tetapi kemudian dimasukkan dalam kelompok ekstrim atau teroris. “ Ini kalau kita lihat dari sisi kemanusiaan juga tidak adil,” tegasnya.
Munculnya teror di sejumlah tempat itu faktornya sangat banyak, bukan hanya faktor ekonomi, ideologi, tapi juga ada faktor ketidakadilan, termasuk ketidakadilan dunia terhadap Islam.
Menanggapi sejumlah pengamat yang menilai bahwa langkah AS adalah politis untuk menarik simpati dunia Islam, Haris mengatakan bahwa hampir semua gerakan Islam memiliki dimensi politis.
“Munculnya pemberontak khawarij di masa Kekhalifahan Abbasiyah antara tahun 866 dan 896 adalah bukan semata-mata masalah agama, namun merupakan persoalan politik yang menjadi motif,” tegasnya.
Eropa dengan Perancis telah sangat luar biasa melukai hati kaum Muslimin, terus China juga memiliki sejarah panjang, dengan penghapus ETIM dari cap teroris, sangat besar kemungkinan dukungan Muslim akan beralih ke AS.
“Ini adalah sebuah pesan, kelompok manapun termasuk Islam yang ekstrim atau yang biasa kalau diberikan sesuatu kebaikan, pasti akan ada perubahan dalam diri mereka,”ucapnya.
Penghapus ETIM bagi Haris adalah kebaikan luar biasa yang dilakukan AS, dalam perkembangannya bukan hanya kelompok Islam yang ada di Palestina atau Turki yang akan berubah pandangannya terhadap AS, namun juga kelompok Islam yang lain di penjuru dunia.
Diketahui, simbol perlawanan Al Qaeda adalah AS, dimanapun kepentingan AS ada akan diperangi. Termasuk di Indonesia pada tahun 2000-an saat Jamaah Islamiyah menggencarkan aksinya yang menjadi sasaran adalah simbol-simbol AS. Termasuk serangan 11 September 2011. “Itu sangat jelas bahwa yang dihantam adalah simbol kekuatan AS,” tegas Haris.
Beberapa tahun terakhir terjadi perubahan termasuk di Indonesia, bahwa musuh yang diperangi tidak hanya AS, tapi meluas kepada orang-orang yang dianggap kuffar (ingkar terhadap Allah).
pengapusan ETIM akan semakin mengubah paradigma kelompok Islam terhadap AS. Apalagi setiap gerakan itu tentu tidak ingin memiliki musuh yang terlalu banyak, ketika melihat AS yang sudah baik, maka konsentrasi bisa beralih ke tempat lain, misalnya ke China atau ke Eropa.
Musuh global Islam juga dimungkinkan akan beralih, apalagi kalau dalam ilmu eskatologi atau akhir zaman, bahwa sesuai dengan tafsiran hadits musuh Islam itu memiliki ciri-ciri yang kurang lebih demikian.
Kajian-kajian tentang akhir zaman ini juga sangat masif sekali dilakukan dan hampir semua menyebut bangsa di luar AS sebagai bangsa yang telah diceritakan dalam kajian akhir zama. “Jadi kajian-kajian ini akan ketemu, yang awalnya masih dalam tafsiran sudah masuk dalam kesimpulan,” pungkasnya.