Magelang News – Pada akhir Desember 2024, Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) memasukkan mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), sebagai salah satu finalis dalam daftar pemimpin paling korup di dunia. Meskipun demikian, gelar “Tokoh Paling Korup 2024” akhirnya diberikan kepada mantan Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.
Menanggapi hal ini, Jokowi menyatakan bahwa tuduhan tersebut merupakan “framing jahat” yang tidak berdasar. Ia menegaskan bahwa selama menjabat sebagai presiden, dirinya selalu berupaya keras memberantas korupsi dan meningkatkan transparansi pemerintahan.
Sementara itu, Ketua Umum Relawan Jokowi Mania (JoMan), Immanuel Ebenezer, menilai bahwa laporan OCCRP tersebut merupakan opini sesat yang tidak memiliki dasar kuat. Ia menegaskan bahwa tuduhan semacam ini sudah sering dialamatkan kepada Jokowi, namun tidak mempengaruhi kepercayaan rakyat terhadap kepemimpinannya.
Pihak lain, seperti juru bicara PDI Perjuangan, menyarankan agar laporan OCCRP ini dijadikan petunjuk bagi penegak hukum untuk melakukan investigasi lebih lanjut, meskipun mereka juga mempertanyakan kredibilitas sumber informasi tersebut.
Secara keseluruhan, tuduhan yang dilayangkan oleh OCCRP terhadap Jokowi menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat dan politisi Indonesia. Beberapa pihak melihatnya sebagai upaya untuk mendiskreditkan mantan presiden, sementara yang lain menganggapnya sebagai momentum untuk memperkuat upaya pemberantasan korupsi di Indonesia.